Salah satu pendiri WhatsApp, Jan Kaoum hijrah dari kampung
halamannya Ukraina ke Mountain View, Amerika Serikat saat berusia 16 tahun.
Bersama ibunya, ia bermimpi meraih kehidupan yang jauh lebih layak.
Ayahnya sendiri tidak ikut ke Mountain View dengan Koum,
memilih tetap tinggal di Ukraina dan bekerja di sektor kontruksi. Begitu mereka
terpisah, Koum mengaku tidak bisa sering-sering menghubungi sang ayah karena
biaya telepon yang teramat mahal.
Di Mountain View, ia bersama ibunya tinggal di apartemen
kecil dari bantuan pemerintah yang hanya dilengkapi fasilitas dua kamar tidur.
Kebutuhan sehari-harinya bergantung pada jaminan sosial sehingga ia harus
mengantri kupon makanan.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan di luar makan, mereka berdua
harus berjibaku mencari uang tambahan. Koum bekerja sebagai tukang sapu di
sebuah toko kelontong. Sementara ibunya menjadi baby sitter. Demikian seperti
dikutip dari Forbes.
Prestasi Buruk di Kampus
Saat masih tinggal di Ukraina, hidup mereka justru lebih
sulit. Koum dan keluarganya menetap di sebuah desa kecil di luar ibukota Kiev.
Yang lebih memprihatinkan, ia menuntut ilmu di sekolah yang tak punya kamar
kecil.
"Suhu di luar sangat dingin, minus 20 derajat celsius.
Bayangkan, anak-anak harus berlari menyeberangi lapangan untuk menuju kamar
kecil. Saya baru memiliiki komputer saat berusia 19 tahun," kenangnya.
Koum kemudian masuk kuliah, mempelajari ilmu komputer dan
matematika di San Jose State University. Namun tidak sampai selesai.
"Prestasi saya sangat buruk, dan pada dasarnya saya memang tidak suka
berkuliah," tukas Koum.
Putus Kuliah dan Jadi Hacker
Maka dari itu ia pun memutuskan untuk putus kuliah, dan
bergabung dengan kelompok hacker yang disebut w00w00 di jaringan chatting Efnet
hingga akhirnya bisa mengobrol dengan pendiri Napster Sean Fanning. Lalu pada
tahun 1997, Koum bertemu dengan Brian Acton dari Yahoo.
Enam bulan kemudian, ia pun mulai bekerja di Yahoo sebagai
insinyur infrastruktur. Mereka pun menjalin persahabatan, dimana Acton banyak
membantu Koum ketika hidup sebatang kara.
Ibunya meninggal karena penyakit kanker pada tahun 2000,
sementara sang ayah meninggal lebih dulu pada tahun 1997. "Acton sering
mengajak saya ke rumahnya," ujar Koum.
Dirikan Perusahaan
Menghabiskan sembilan tahun bekerja di Yahoo, termasuk di
Yahoo Shopping, Koum merasa tidak nyaman dengan banyaknya iklan yang harus
ditangani.
Acton rupanya merasakan hal sama, yang kemudian mereka
memutuskan untuk keluar dari Yahoo berbarengan yaitu pada 31 Oktober 2007. Koum
ketika itu berusia 31 tahun dan telah mengumpulkan uang untuk memulai bisnisnya
sendiri.
Ia bertekad bahwa bisnisnya ini tak akan dipenuhi oleh
banyaknya iklan yang mengganggu. Lalu pada 24 Februari 2009, Koum mendirikan
perusahaan WhatsApp Inc di California, Amerika Serikat. Pada September 2009,
Acton memutuskan untuk bergabung di WhatsApp.
sumber: digali.blogspot.com

No comments:
Post a Comment